Kamis, 21 April 2022

 Tugas Modul 3.1.a.7

Demonstrasi Kontekstual

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran


Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita pasti sering dihadapkan dalam situasi di mana kita diharuskan mengambil suatu keputusan. Namun, seberapa sering keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain? 

Bagaimana pengalaman Anda dalam menghadapi situasi seperti ini? Pemikiran-pemikiran seperti apa yang melandasi pengambilan keputusan Anda? Kemudian, setelah mengambil keputusan tersebut, pernahkah Anda menjadi ragu-ragu dan menanyakan diri Anda sendiri apakah keputusan yang diambil telah tepat, ada perasaan tidak nyaman dalam diri Anda, atau timbul pemikiran mengganjal dalam diri Anda seperti, ‘Apakah ini sesuai peraturan?’ atau ‘Bagaimana panutan saya akan berlaku dalam hal seperti ini?’

Setelah mengikuti PGP angkatan 4 ini dan saya mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan dalam pembelajaran, banyak pengetahuan yang harus saya pelajari yang berkaitan dengan perbedaan bujukan moral dengan dilema etika. Secara sekilas sulit dibedakan apakah kasus yang saya hadapi masuk ke bujukan moral atau dilema etika, butuh pengujian pengambilan keputusan dengan penerapan 9 langkah yang harus di lakukan.

Sebelum membahas tentang pertanyaan-pertanyaa pemandu dalam penerapan Demonstrasi Kontekstual yang ada di modul 3.1.a.7 berikut ini saya mencoba membuat sebuah ringkasan agar kita bisa memahami kembali pengertian konsep dilema etika dengan bujukan moral serta bagaiman kita membuat sebuah pengambilan keputusan yang memang tepat dan efektif.

A. Perbedaan Bujukan Moral dan Dilema Etika

Dalam pengambilan keputusan ada dua hal yang terjadi yaitu bujukan moral dan dilema etika. Nah apakah perbedaan keduanya itu?

  • Bujukan moral atau benar vs salah adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah keputusan. 
  • Dilema etika atau benar vs benar adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan.

B. Empat Paradigma dalam Pengambilan Keputusan

Dari pengalaman kita bekerja pada institusi pendidikan, kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. 

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini.

  1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

C. Tiga Prinsip dalam Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan sebuah keputusan ada tiga prinsip yang melandasinya. Ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut yaitu. 

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

D. Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, Anda harus memastikan bahwa keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara etis.

Di bawah ini adalah 9 langkah yang telah disusun untuk memandu Anda dalam mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan.

  1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
  3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
  4. Pengujian benar atau salah. Ada uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola.
  5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
  6. Melakukan Prinsip Resolusi.
  7. Investigasi Opsi Trilema.
  8. Buat Keputusan.
  9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan. 

 

Setelah memahami materi modul 3.1 di atas, berikut saya akan membagikan tugas demonstrasi kontekstual. Adapun panduan pertanyaannya sebagai berikut.

  • Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?
  • Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?
  • Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.
  • Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

Saya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut satu-persatu, berikut jawaban yang dapat saya berikan antara lain

Setelah belajar setiap modul melalui alur MERRDEKA yakni alur Mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi , dan seterusnya. Maka saya mendapatkan pemahaman baru yang tentunya akan saya terapkan terlebih dahulu terhadap murid di kelas saya, selain itu saya akan bagikan dan imbaskan kepada rekan guru di sekolah saya dan lingkungan sekitar saya. Karena dengan berbagi maka ilmu yang akan kita miliki akan semakin berkembang dan bertambah. Selain itu, kita juga dapat menginspirasi rekan-rekan yang lain untuk ikut melakukan apa yang telah kita lakukan.

 

Adapun cara yang akan saya lakukan dalam mentransfer dan membagikan pengetahuan yang saya dapatkan dalam program guru penggerak ini yaitu:

 1) Mensosialisasikan materi-materi program guru penggerak yang telah didapatkan pertama sekali kepada rekan guru di komunitas praktisi SMP Negeri 1 Paranginan yang sudah dibentuk dan sudah berjalan secara kontiniu setiap sekali dalam seminggu. Selain di komunitas praktisi saya juga akan mensosialisasikan kepada seluruh rekan guru melalui rapat sosialisasi dewan guru di SMP Negeri 1 Paranginan.

2) Mensosialisasikan  kepada rekan guru lain yang ada di sekolah-sekolah terdekat di daerah saya antara lain SMP Negeri 2 Paranginan dan SMP Negeri 3 Paranginan, dan juga kepada sekolah-sekolah dasar yang ada di kecamatan Paranginan.

3)  Mensosialisasikan materi-materi program guru penggerak melalui tulisan-tulisan di blog saya

4) Mensosialisasikan materi-materi program guru penggerak melalui video yang diupload ke channel youtube saya. 

5) Berbagi pengetahuan tentang pengambilan keputusan melalui media sosial seperti Whatsapp, instagram  dan facebook yang di dalamnya sudah ada group-group guru.

Langkah-langkah awal yang akan saya lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran adalah sebagai berikut:

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di sekolah dalam rangka mewujudkan merdeka belajar dengan pembelajaran yang berpihak kepada murid, tentunya suatu waktu kita akan dihadapkan pada situasi dilema untuk mengambil sebuah keputusan yang terbaik dan menguntungkan semua pihak. Adapun langkah-langkah awal yang akan admin lakukan yaitu: 

1) Memastikan bahwa dalam mengambil sebuah keputusan sudah sesuai dan sejalan dengan visi dan misi yang telah kita susun dan sepakati bersama.

2) Melakukan analisa terhadap situasi atau kasus yang admin hadapi disesuaikan dengan paradigma pengambilan keputusan.

3) Memilih salah satu atau mungkin ketiganya dari tiga prinsip pengambilan keputusan yang ada.

4) Melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.  

Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

Penerapan pengambilan keputusan akan saya lakukan ketika saya menemukan studi kasus yang saya alami atau rekan guru lain yang sedang mengalami permasalahan dilema etika. Jika hari ini ditemukan sebuah kasus dilema etika di sekolah saya maka langsung    kita dapat praktikkan langkah-langkah tersebut. Saya akan langsung membuat jadwal rencana pelaksanaan dengan menerapkan 4 paradima,3

prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah dalam pengujian keputusan.

Hal ini saya lakukan karena sebagai langkah awal saya dalam kegiatan berlatih dalam pengambilan keputusan agar kedepannya saya jika menjadi seorang pemimpin bisa mengambil keputusan dengan tepat tanpa ada keraguan yang berkaitan dengan dilema etika di lingkungan sekolah maupun masyarakat.


Yang akan menjadi pendamping saya, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Dalam mengambil sebuah keputusan tidak hanya kita lakukan sendiri saja tentu perlu masukan-masukan dari rekan yang bisa kita ajak berdiskusi dan berbagi sehingga kita mengetahui apakah keputusan yang telah kita ambil ini sudah tepat dan efektif atau belum. Menurut saya orang-orang yang bisa saya jadikan teman diskusi/pendamping dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah rekan-rekan anggota komunitas praktisi teman sejawat di sekolah, kepala sekolah, orang tua siswa, siswa, komite sekolah, atau bisa juga pengawas sekolah. 

 

Terimakasih.